Mencoba bercerita pada angin, tatkala suara sudah tak bisa ditangkap kalbu.
Aku duduk di bawah pohon siang itu tuk rasakan keintiman dengannya. Membangun ikatan hati dengan menyandarkan diri di batangnya yang kokoh.
Lalu ku pejamkan mata, membiarkan angin sapu tubuhku. Ku rasakan kesejukannya, yang seakan memelukku tuk beri ketenangan.
Di tengah senyapku, angin sesekali berhembus kencang. Membangunkanku dari mata yang hampir terlelap.
Alam bawah sadarku rupanya yang bikin angin seakan marah dan luapkan emosinya.
Aku tak berbicara dan berceloteh panjang lebar saat itu. Bahkan tak mengeluarkan suara sedikitpun. Namun angin menyesap dalam-dalam lewat mataku dan berbicara panjang lebar dengan hatiku.
Sehingga pahitku, pedihku dan tangisku dirasakannya.
No comments:
Post a Comment